Mimpiku, Mimpimu, Mimpi Kita tentang Indonesia

Unknown Reply 03.08
Bukanlah hal yang berlebihan jika seorang tokoh yang masyhur mendirikan suatu komunitas atau followers untuk tujuan dan maksud tertentu. Sebenarnya tradisi fanatisme terhadap tokoh, kelompok dll. Sudah ada sebelum manusia mengenal apa itu Agama. Di Indonesia sendiri begitu marak figur-figur masyarakat entah dari golongan artis, politisi, pendakwah, hingga cendekia. Diantara mereka banyak yang mendirikan negara/republik yang sifatnya imagi atau bahkan utopis.

Seorang budayawan Sujiwo Tejo misalnya mereka-reka dengan kecerdasan imaginasinya membangun sebuah tatanan masyarakat imaginer yang ia sebut sebagai Republik Jancukers.
Ahmad Dhani musisi cerdas pecinta pengetahuan dan sufistik ini menamai rumah produksinya dengan Republik Cinta. lain lagi dengan Emha Ainun Najib, Cak Nun panggilan akrabnya memberi nama halaqoh-halaqoh diskusi dan majlisnya dengan nama yang lebih merakyat yakni Masyarakat Maiyah. Entah siapa selanjutnya yang akan mengembangkan dunia imaginernya tentang sekelompok masyarakat atau tatanan negara yang ideal menurut prespektif mereka.

Tentu tindakan tersebut sah-sah saja. Dan tidak melanggar hukum selagi tidak disalah gunakan untuk merugikan masyarakat luas lebih-lebih negara. Kreatifitas manusia Indonesia perlu diapresiasi terlepas apapun motif dari imaginasi mereka. Seperti ada suatu doa maupun harapan dibalik setiap nomanklato imaginatif mereka. Tentu dengan acuan realitas masyarakat Indonesia dengan problematika yang kompleks. Rasa jenuh pasti ada melihat curat-marut perjalanan bangsa Indonesia. Dan Republik/Negara imaginer adalah kritik kreatif yang dilakukan oleh para pegiat seni maupun kaum cendekia.

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika para tokoh diatas boleh berimaginasi. Maka penulis pun ingin berimaginasi pula. Saya bermimpi tentang kongkow para pemilik imaginasi untuk bersatu dalam mewujudkan mimpi harapan dan impian mereka dalam republik mimpinya menjadi nyata. dengan menyatukan visi dan harapan dari setiap pemilik "power" dalam menggerakan massa disetiap pengikutnya. Sehingga tidak ada lagi kekerasan atas nama Agama, suku dan ras
. Tidak ada penguasa yang lalim dan rakus, tidak ada masyarakat yang terbelakang dan kelaparan. Semua makmur guyub dalam kesejahteraan.

Belakangan ini bukanlah hal yang aneh jika fatwa pemimpin Negara/Agama akan dikalahkan oleh wejangan para tokoh yang diidolakan. Maka shadow state bisa lahir dan hadir dalam realitas dengan spirit kemajuan bangsa. Mensupport kinerja pemerintah dengan kritik solutif bukan makar atau aksi kekerasan yang membuang tenaga dan pikiran.

Benar kata Gus Dur selera humor bangsa kita tinggi, Gus Mus pun mengimaginasikan negeri kita ini seperti Negeri Ha..Ha..Hi..Hi. Ya mari bermimpi dan berharap pada hari esok dengan kerja keras dan cerdas. Mari satukan mimpi, Mimpiku, Mimpimu, Mimpa kita tentang Indonesia.

Menjemput Senja di kedai pustaka.
Malang. 20-10-2015

Related Posts

Artikel 2069481093572101757

Posting Komentar

Search

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut