Politik Tasabuh ; Gerakan Nasionalisme masyarakat pinggiran

Unknown Reply 07.43



Indonesia merupakan Negara berkembang, dengan masyarakat yang heterogen. Kemerdekaan Negara Indonesia didapat tidak semudah membalikan telapak tangan. Semangat Nasionalisme membara dalam jiwa setiap masyarakat dalam mengusir segala bentuk imperialisme di tanah nusantara. Namun siapa sangka benih-benih nasionalisme bukan hanya difahami oleh kalangan terpelajar/bangsawan yang tergabung dalam organisasi Boedi Oetomo saja, yang dewasa kini telah banyak ditulis dalam sejarah nasional sebagai organisasi pelopor kemerdekaan. Dalam penulisan sejarah dan pemaparan sejarahwan tidak semuanya obyektif dalammenyajikan sejarah, masih ada kelas-kelas dan sederet kepentingan yang menyertainya. Kendati demikian penulis mencoba menuliskan kebenaran sejarah yang terlupakan. sebuah gerakan nasionalisme yang dipelopori oleh kaum pesantren dan pribumi yang tidak banyak ditulis, atau bahkan tidak pernah ditulis oleh para sejarahwan.

Jawa Timur, merupakan provinsi dipulau jawa dengan penduduk mayoritas petani dan nelayan. Masyarakat di provinsi ini mayoritas adalah muslim, tanpaharus mempersoalkan kelas-kelas antara Santri, Abangan, maupun bangsawan, seperti yang dituliskan Cliford Greatz dalam penelitianya “The Relegion of Java”. Dari Jawa Timur menuju Jombang. Sebuah daerah di provinsi jawa timur yang terkenal dengan kota santri. Dikarenakan banyaknya pondok pesantren yang berdiri diwilayah tersebut. Tebuireng sebuah pondok pesantren tertua di kabupaten tersebut sebagai institusi yang mengajarkan tentang berbagai keilmuan Agama Islam. Bertempatkan di daerah yang subur dengan masyarakat mayoritas petani, tempat ini menarik kaum kolonial belanda untuk mengeruk kekayaan alamnya, Terbukti dengan adanya pabrik tebuh milik Belanda yang sampai hari ini berdiri kokoh. 

Hadratus syekh KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama’, intelektual organik yang berani menentang setiap kebijakan pemerintah hindia-belanda yang dinilai menindas kaum pribumi. Salah satunya dengan mengeluarkan dalil atau plat form politik yang dapat membangun semangat dan persatuan antar umat waktu itu. “Man Tasabaha bikaumin fahua minhum” (barang siapa yangmenyerupai kaum tersebut, maka termasuk dalam golonganya). Merupakan salah satu plat form politik yang digunakan beliau dalam menanamkan jiwa nasionalisme diantara masyarakat petani dengan pendekatan keagamaan dan kebudayaan tradisional.

Sebuah gerakan yang digalang oleh kaum pesantren dan masyarakat pinggiran tersebut, terbukti sangat efektif dalam mengusir penjajah. Puncak dari gerakan tersebut adalah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan platform “Hubbul Wathon minal Iman”. Bekerja sama dengan Bung Tomo, para santri dan arek-arek soerabaya berhasil mengusir kolonialisme yang ingin kembali menduduki Negara Indonesia. Sampai hari ini kita pringati sebagai hari pahlawan nasional 10 November.

Maka dari itu sebagaimana pesan Ir.Soekarno “Jasmerah” (Jangansekali-kali melupakan sejarah) melihat dan memahami sejarah dengan obyektif. Sekecil apapun peran andil kejadian tersebut sejarah tetaplah sejarah. Bukan barang yang sakral, namun penting sebagai pegangan dalam menatap masa depan. Wallahulmuwafiq ila aqwami thoriq.

Malang13-02-2015
disampaikan untuk sekolah ideologi

Related Posts

Artikel 4884611341335231394

Posting Komentar

Search

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut