Kopi dan industri kapital

Unknown Reply 09.32
"Ngopi.." sebuah kata yang tidak asing ditelinga setiap kalangan masyarakat di Indonesia. Dari mulai pejabat, hingga masyarakat sipil semua menikmati ramuan kopi yang diseduh dengan gula pasir. Tidak jarang pula penikmat kopi 'ekstrem' yang lebih menikmati pekatnya kopi tanpa gula. Salah satu bagian masyarakat sipil yang doyan menghabiskan waktunya untuk menikmati secangkir kopi adalah mahasiswa.

Dalam budaya ngopi mahasiswa didalamnya terdapat beragam aktivitas. Dari sekedar menikmati kopi bersama teman dan obrolan, mengerjakan tugas, rapat bersama organ, hingga menikmati seduhan kopi dengan kekasih.

Saya sendiri sangat menikmati aktivitas disetiap kedai-kedai kopi yang pernah saya kunjungi. Meski saya harus mengeluarkan uang besar untuk dapat menikmati secangkir kopi kelas unggul dari keringat para petani kopi. Disetiap saya menikmati kopi saya ingat akan dua hal. Pertama, tentang Max Havellar karya Multatuli/Dowes Dekker. Kedua, tentang Dee dengan filosofi kopinya.

Satu hal yang dapat saya refleksikan dalam nikmatnya kopi yang selalu menemani keseharian saya. Yakni tentang bagaimana eksploitasi dan kerja kapital dalam meramu kopi terbaik dari tangan petani.
Masyarakat pribumi hanya menikmati kopi kelas menenggah kebawah. Tradisi eksploitasi biji kopi dari era kolonial hingga sekarang terus berlangsung meski cara dan technisnya sudah berbeda.

Ketimpangan yang begitu menonjol antara upah pemilik kebun dan petani kopi. Dan hasil yang didapat industri kapital kopi. Mungkin dalam konteks ini maksud Alienasi dari Karl Marx terjadi. bagaimana petani dan pekerja terasingkan oleh hasil kerjanya. Biji kopi alami yang dipetik petani diolah ditangan industri kapital menjadi sachet-sachet kopi yang mahal.

Setidaknya penikmat kopi seperti saya harus sadar diri bahwa budaya dan tradisi minum kopi di Indonesia yang sanggat tinggi ini perlu diapresiasi dan ditunjang dengan produktifitas baik etos kerja maupun karya. meski sadar atau tidak yang kita nikmati bukanlah kopi unggul dari para petani sebangsa kita.
selamat menikmati kopimu kawan.

Malang-19-10-2015
kedai kopi rezzen. menjemput senja.

Posting Komentar

Search

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut